Jumat, 13 Mei 2016

Resensi The Secret


Film yang berdurasi sekitar 90 menit ini diproduseri oleh Rhonda Byrne dan disutradarai oleh Drew Heriot. Tidak ada jalan cerita yang perlu diikuti secara bertele-tele, karena the Secret dibuat dengan format “kuliah” dari para master dalam bidang filsafat, spiritualitas, motivasi, pengusaha, ahli keuangan, ahli fisika kuantum, dsb. Diselingi dramatisasi singkat atas topik yang diulas. The Secret di Amerika Serikat cukup ramai dibicarakan. Selain mendapat ulasan yang luas di media, the Secret juga antara lain pernah tampil pada acara Larry King November lalu, dan awal Februari 2007 ini akan tampil pada acara Oprah.
Film ini diawali dengan adegan seorang wanita yang sedang mengalami masalah hidup, kalau tidak salah diperankan Rhonda Byrne sendiri. Kemudian dia menemukan sebuah buku yang mengungkapkan rahasia terbesar sepanjang jaman. Yang merupakan jawaban atas segala persoalan yang sedang dia alami. Kemudian, karena penasaran, dimulailah pencarian akan tentang the Secret itu sendiri, yang ternyata di masa lalu dikuasi oleh orang-orang yang telah memberikan sumbangan besar kepada dunia, seperti Newton, Emerson, Beethoven, Edison, Einstein, dsb. Byrne kemudian menemukan beberapa Secret Teacher masa kini, yang akan membeberkan rahasia tersebut.
Kemudian tampil-lah Bob Proctor memberikan pengantar tentang the Secret. Kemudian satu per satu Secret Teacher yang lain tampil memberikan penjelasan dari berbagai sudut pandang. Diantaranya John Assaraf, Rev. Michael Beckwith, John Demartini, Jack Canfield, James Arthur Ray, Joe Vitale, Lee Brower, Marie Diamond, Mike Dooley, Bob Doyle, Hale Dwoskin, Cathy Goodman, Morris E. Goodman, John Gray, John Hagelin, Bill Harris, Esther Hicks, Ben Johnson, Loral Langemeier, Lisa Nichols, David Schirmer, Marci Shimoff, Denis Waitley, Neale Donald Walsch, dan Fred Alan Wolf. Lengkap.
Jadi apakah sebenarnya the Secret yang konon di masa lalu dikubur, disembunyikan, bahkan dilarang untuk diedarkan ke publik itu? Rahasia terbesar itu adalah bahwa ternyata pikiran manusia akan membentuk realitas yang akan dia alami. Konsep ini disebut juga Law of Attraction. Bahwa pikiran kita sendiri yang selama ini menarik kejadian-kejadian yang kemudian kita alami. Like attracts like. Pikiran yang positif akan menarik hal-hal yang positif. Pikiran yang negative akan menarik hal-hal yang negative. Inilah rahasia terbesar itu. Kedengarannya sederhana, namun membawa dampak yang luar biasa. Jika hal ini benar, maka kita akan dapat dengan mudah menentukan masa depan kita dengan mengatur pikiran kita.
Pertanyaannya bagaimana kita dapat mengatur pikiran kita. Perhatikan saja, dalam keseharian kita, betapa kita lebih sering berpikiran negatif dari pada positif. Betapa sering pikiran kita ada dalam kondisi “autopilot“, mengawang-awang, melayang-layang entah kemana. Memikirkan ketakutan-ketakutan akan masa depan, memikirkan penyesalan di masa lalu, yang akhirnya hal-hal negatif yang kita khawatirkan akan “ditarik“ ke dalam hidup kita. Manusia berpikir ribuan kali dalam sehari. Sebagian besar dilakukan tanpa kesadaran. Padahal setiap pikiran kita akan membawa “buah“ nya.
Lantas bagaimana menjaga agar kita selalu memiliki pikiran yang akan membawa hal-hal yang baik dalam hidup kita? Dalam hal ini perasaan memegang peran sangat penting. Misalnya pikiran yang membawa perasaan-perasaan marah misalnya akan membawa hal-hal yang menyebabkan rasa marah. Sementara pikiran yang membawa perasaan cinta, akan membawa hal-hal yang membuat kita tetap memiliki rasa cinta. Latar belakang “ilmiah” dari Law of Attraction ini adalah bahwa pikiran kita adalah gelombang, sebagaimana setiap partikel yang menyusun semesta ini. Sehingga pikiran kita selalu membangkitkan getaran yang akan direspon oleh semesta. Dalam fisika kuantum juga dikemukakan ide bahwa kejadian di luar sana hanyalah samudera kemungkinan- kemungkinan, yang menjadi “realitas” setelah dibentuk oleh pikiran. Jadi pikiranlah yang membentuk “dunia” kita.
Lantas bagaimana memanfaatkan the Secret? Sesederhana Aladdin menggunakan lampu wasiat nya. Kisah Aladdin adalah metafora interaksi antara manusia (Aladdin) dan semesta (digambarkan sebagai Jin). Disaat manusia sudah memutuskan permintaanya, maka semesta akan menjawab dengan: “Your wish is my command!”. Untuk itu proses kreatif yang dapat kita lakukan adalah: Pertama: Ask. Tentukan apa yang kita “minta”. Apa yang kita inginkan untuk wujudkan. Kedua: Believe. Percaya bahwa apa yang kita inginkan sudah dikabulkan. Percaya total diluar apa yang saat ini kita sedang lihat ada alami. Kemudian: Receive. Yaitu Take Action untuk menerima apa yang semesta berikan kepada kita. Proses ini dapat menjadi lebih powerful dengan menerapkan dua hal, yaitu: Gratitude, rasa syukur atas apa yang telah kita dapatkan. Dan Visualisasi, yaitu melakukan visualisasi atas apa yang kita inginkan dalam bentuk gambaran mental yang kuat, dan disertai perasaan yang mendalam.
Dalam bidang apakah the Secret dapat diterapkan? Nyaris dalam segala bidang kehidupan. Tidak hanya dalam hal keberhasilan financial. The Secret dapat kita aplikasikan dalam kesehatan, hubungan antar manusia, dsb. Selengkapnya film ini membahas The Secret: to Money, to Relationship, to Health, to the Word, to You, bahkan to Live.
Rhonda Byrne mengakui dalam komentar pada film nya, bahwa film ini dibuat setelah dia memperoleh inspirasi dari dua buah buku self-help classic, yaitu: the Science of Getting Rich (1910) karya Wallace D. Wattles dan the Master Key System (1912) karya Charles F. Haanel. The Master Key System disebut-sebut sebagai buku yang memperngaruhi Bill Gates sewaktu drop out kuliah dan mulai membangun Microsoft. Buku ini mengupas dengan sangat detil tentang Law of Attraction, jauh sebelum penulis buku motivasi bermunculan di AS. The Master Key System asli nya adalah materi kursus tertulis yang diberikan oleh Haanel. Haanel adalah seorang industrialis sukses masa lalu. Dan orang bersedia membayar $1,500 (jumlah yang sangat besar masa itu) untuk mengikuti kursus tertulisnya. Konon didikan Haanel pun mengikutu kisah sukses guru nya.
Secara umum menonton film ini jelas bermanfaat. Anda disajikan intisari dari ratusan buku sukses yang pernah ada. Langsung dari pakarnya. Tahun 2005 saya sempat juga menyaksikan film sejenis, yang berjudul What the Bleep Do We know?. “Bleep” disini maksudnya adalah sensor dari “F word”. Beda nya, the Bleep lebih mengupas tentang Quantum Physics dan bagaimana pikiran manusia membangun realitas yang dia alami. Format nya pun hampir sama. Kuliah dari pakar yang diselingi drama. Bahkan dua pakar dalam the Bleep tampil juga dalam the Secret, yaitu John Hagelin dan Fred Alan Wolf. Keduanya pakar fisika kuantum. Hanya dramatisasi dalam the Bleep jauh lebih menarik karena ada jalinan cerita nya. Pemeran nya pun tidak tanggung-tanggung, aktris tuna rungu pemenang Oscar Marlee Matlin.
 .

Kamis, 21 April 2016

Laporan Keuangan penjualan

TUGAS KEWIRAUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN USAHA TAS DAN BAJU TIDUR



Disusun Oleh :
IKA AMBARSARI


Kelas                           : 2SA10
Jurusan                        : S1 Sastra Inggris
Mata Kuliah                : Kewirausahaan 1
Dosen                          : Rooswan Budi Utomo



Universitas Gunadarma

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perekonomian suatu negara merupakan indikator kemajuan dan kesejahteraan negara tersebut. Suatu negara dikatakan negara maju jika perekonomiannya kuat dan stabil dengan didukung pendapatan per kapita yang tinggi setiap tahunnya. Di negara-negara maju perekonomian ditopang oleh banyaknya wiraswasta dan wirausaha. Mereka memberikan kontribusi cukup besar terhadap perekonomian negaranya.
Berbeda dengan negara berkembang seperti Indonesia yang masih sedikit jumlah wiraswasta dan wirausaha yang dimiliki sehingga pendapatan perkapitanya relatif rendah, masih sedikitnya usaha dalam negeri yang berkembang dan tingginya ketergantungan kepada negara lain untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri.
Wiraswasta dan wirausaha perlu dikembangbiakkan di negara berkembang karena kontribusi mereka sangat berpengaruh terhadap kesejahteraan negara. Sebagai contoh di negara maju seperti negara Eropa, wiraswasta dan wirausaha telah banyak menciptakan lapangan pekerjaan baru lewat inovasi mereka dan hal ini mengakibatkan berkurangnya pengangguran serta meningkatnya kesejahteraan negara tersebut.
Oleh karena itu, pendidikan dan pelatihan kegiatan wirausaha menjadi sangat penting dilakukan sejak dini agar meningkatkan semangat berwirausaha generasi muda sehingga diharapkan akan banyak kelahiran wirausaha muda, mandiri yang kreatif dan inovatif di masa mendatang.

B. TUJUAN
  1. Melatih diri dalam menumbuhkan jiwa entrepreneur pada mahasiswa/i.
  2. Belajar berwirausaha.
  3. Memanfaatkan peluang yang ada.

C.PELAKSANAAN KEGIATAN
Usaha ini dilaksanakan secara kontinyu seminggu sekali dalam jangka waktu dua bulan mulai dari tanggal 16 februari 2016 sampai dengan tanggal 04 april 2016. Tempat yang kami pilih untuk melaksanakan usaha ini adalah lingkungan sekitar, yang berlokasi di perumahan bonana permai RW. 004 tangerang - pasar kemis.  






PEMBAHASAN
A. JENIS DAN PEMILIHAN PRODUK
  1. JENIS PRODUK
Jenis produk yang kami jual adalah tas dan baju tidur, yaitu tas yang bermerek charles and keith ada juga tas yang lainnya, dan baju tidur berbahan satin.

 2. ALASAN PEMILIHAN PRODUK :
Masyarakat Indonesia sangat menggemari tas dan baju tidur. Tas dan baju tidur merupakan yang sering dikoleksi dan banyak disukai. Selain itu, di kampus banyak mahasiswa yang mengunakan tas tersebut dan di kalangan rumah banyak yang menggunakan baju tidur tersebut. Kami melihat peluang untuk menjual tas dan baju tidur di lingkungan perumahan karena belum ada yang menjual tas dan baju tidur tersebut di sekitar area perum bonana permai.

B. STRATEGI PROMOSI DAN PEMASARAN
Berhubung kami berjualan di dalam perumahana jadi strategi promosi dan pemasaran kami lakukan secara langsung yaitu dengan stand by dirumah dan keliling perumahan : menawarkan secara langsung produk kami kepada calon pembeli di setiap rumah atau pembeli di luar perumahan seperti tempat anak – anak sekolah TK karena banyak sekali ibu - ibu yang duduk santai sambil menunggu anaknya selesai sekolah. Selain itu, kami juga menawarkan produk kami via social media pada teman-teman yang kami kenal.

C. LAPORAN KEUANGAN
  1. Modal Awal Rp 4.000,000-
  2. Harga Produk Awal untuk tas / barang  Rp. 335.000,-
  3. Harga produk Awal untuk baju tidur / barang  Rp. 35.000,-
Harga Jual Produk tas / barang                                         Rp   335.000,-
Harga jual produk baju tidur / barang                               Rp. 35.000
4.      Penjualan
No.
Keterangan
Qty
Masuk
Keluar
Saldo
1.
Modal Awal
Rp 4.000.000
Rp   4.000.000
2.
Pembelian tas
12 pcs
Rp 3.000.000
Rp   1.000.000
3.
Penjualan pertama tas
2 pcs
Rp .670.000
Rp   1.670.000
4.
Pembelian baju tidur
40 pcs
Rp 1.000.000
Rp   670.000
5.
Penjualan pertama baju tidur
5 pcs
Rp 175.000
Rp   845.000
6.
Penjualan kedua tas
 1 pcs
Rp 335.000
Rp   1.180.000
7.
Penjualan kedua baju tidur
3 pcs
Rp 105.000
Rp 1.285.000
8.
Penjualan ketiga baju tidur
8 pcs
Rp 280.000
Rp 1.565.000
9.
Penjualan ketiga tas
3 pcs
Rp 1.005.000
Rp 2.570.000
10.
Penjualan keempat tas
2 pcs
Rp 670.000
-
Rp 3.240.000
11.
Penjualan keempat baju tidur
10 pcs
Rp 350.000
-
Rp 3.590.000
12.
Penjualan kelima tas
2 pcs
Rp. 670.000
-
Rp. 4.260.000
13.
Penjualan keenam tas
2 pcs
Rp. 670.000
-
Rp. 4.930.000
14.
Penjualan kelima baju tidur
4 pcs
Rp. 140.000
-
Rp.5.070.000
15.
Penjualan keenam baju tidur
3 pcs
Rp. 105.000
-
Rp. 5.175.000
16.
Penjualan ketujuh baju tidur
2 pcs
Rp. 70.000
-
Rp. 5.245.000
17.
Penjualan kedelapan baju tidur
3 pcs
Rp. 105.000
-
Rp. 5.350.000
18.
Penjualan kesembilan baju tidur
2 pcs
Rp. 70.000
-
Rp. 5.420.000
Total
52 pcs
Rp. 9.420.000
Rp 4.000.000
Rp. 5.420.000
  1. Total Penjualan
Tas : 12 pcs x Rp 335.000,-                                       Rp. 4.020.000
Baju tidur : 40 pcs x Rp. 35.000,-                              Rp. 1.400.000   +
Total                                                                            Rp. 5.420.000
  1. Laba – Rugi
Penjualan                       Rp 5.420.000
Modal                            Rp   4.000.000 +
Pendapatan                                                        Rp 9.420.000
Pengeluaran                                                       Rp 4.000.000 –
Laba Bersih                                                        Rp 5.420.000
D. KENDALA
  1. Kami agak sulit menyesuaikan waktu untuk memasarkan produk karena padatnya jam kuliah.
  2. Persaingan dengan pedagang tas yang lain dan baju tidur yang lain jenisnya hampir sama seperti produk kami tas dan baju tidur.
  3. Pemilihan timing (waktu) yang tepat untuk menjajakan produk pada calon pembeli yang berbenturan dengan jam kuliah.
PENUTUP
KESIMPULAN
Berwirausaha adalah suatu kegiatan yang memerlukan sikap dan mental yang kuat serta keberanian untuk menawarkan produk yang kita miliki pada orang lain ataupun mengambil resiko. Hal ini menunjukkan bahwa softskill sangat diperlukan dalam berwirausaha. Selain itu, usaha juga memerlukan kreasi dan inovasi dari Sang Entrepreneur untuk menghadapi berbagai macam rintangan dalam usaha. Seorang entrepreneur sejati akan selalu mencoba menciptakan inovasi, merealisasikan kebutuhan konsumen dari produknya serta melakukan pengaturan manajemen dan promosi yang baik untuk dapat tetap eksis di antara persaingan yang semakin ketat.
SARAN
Saran yang dapat kami berikan dari kegiatan ini adalah timing yang tepat untuk menawarkan suatu produk tas dan baju tidur sangat diperlukan, Kami berharap agar kegiatan saya ini tetap berjalan. karena sangat bermanfaat untuk melatih skill mahasiswa dan memberikan bekal pengalaman sebelum terjun langsung ke dunia bisnis.


Senin, 07 Desember 2015

Diskriminasi dan perkembangan teknoogi dalam ilmu sastra

      Pengertian diskriminasi dalam ruang lingkup hukum hak asasi manusia Indonesia (human rights law) dapat dilihat dalam Pasal 1 Ayat (3) UU Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang berbunyi, “Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang langsung atau tak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat pengurangan, penyimpangan, atau penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, dan aspek kehidupan lainnya”.
1.      Adanya persaingan yang semakin ketat dalam berbagai bidang kehidupan.
2.      Adanya tekanan dan intimidasi yang biasanya dilakukan oleh kelompok yang dominan terhadap kelompok atau golongan yang lebih lemah.
3.      Ketidakberdayaan golongan miskin akan intimidasi yang mereka dapatkan membuat mereka semakin terpuruk dan menjadi korban diskriminasi.
Ketiga faktor tersebu adalah penyebab kenapa diskriminasi selalu ada dan semakin menjadikan masyarakat yang terdiskriminasi mejdai terpuruk kedalam jurang diskriminasi.

CONTOH KASUS :
JAKARTA, KOMPAS.com — Identitas keberagaman di Indonesia terus diuji dengan beragam tindakan diskriminasi. Selama 14 tahun setelah reformasi, setidaknya ada 2.398 kasus kekerasan dan diskriminasi yang terjadi di Indonesia. Yayasan Denny JA mencatat, dari jumlah itu paling banyak kekerasan terjadi karena berlatar agama/paham agama sebanyak 65 persen. Sisanya, secara berturut-turut adalah kekerasan etnis (20 persen), kekerasan jender (15 persen), dan kekerasan orientasi seksual (5 persen).

“Semenjak reformasi, diskriminasi yang terjadi lebih bersifat priomordial, komunal, bukan seperti diskriminasi ideologi yang terjadi pada masa Orde Baru,” ujar Direktur Yayasan Denny JA, Novriantoni Kahar, Minggu (23/12/2012), dalam jumpa pers di Kantor Lingkaran Survei Indonesia (LSI), di Jakarta.

Dari banyaknya kasus diskriminasi yang terjadi, Yayasan Denny JA mendata setidaknya ada lima kasus diskriminasi terburuk pasca 14 tahun reformasi. Kelima kasus itu dinilai terburuk berdasarkan jumlah korban, lama konflik, luas konflik, kerugian materi, dan frekuensi berita. Setiap variabel diberikan nilai 1-5 kemudian dikalikan dengan bobot masing-masing variabel. Pembobotan skor 50 diberikan pada variabel jumlah korban, skor 40 untuk lamanya konflik, skor 30 untuk luas konflik, skor 20 untuk kerugian materi, dan skor 10 untuk frekuensi berita. Hasilnya, konflik Ambon berada di posisi teratas, yakni dengan nilai 750, kemudian diikuti konflik Sampit (520), kerusuhan Mei 1998 (490), pengungsian Ahmadiyah di Mataram (470), dan konflik Lampung Selatan (330).

“Lima konflik terburuk ini setidaknya telah menghilangkan nyawa 10.000 warga negara Indonesia,” ucap Novriantoni.

Konflik Maluku menjadi konflik kekerasan dengan latar agama yang telah menelan korban terbanyak, yakni 8.000-9.000 orang meninggal dunia, dan telah menyebabkan kerugian materi 29.000 rumah terbakar, 45 masjid, 47 gereja, 719 toko, 38 gedung pemerintahan, dan 4 bank hancur. Rentang konflik yang terjadi juga yang paling lama, yakni sampai 4 tahun.

Sementara konflik Sampit yang berlatar belakang etnis, yakni antara Dayak dan Madura, telah menyebabkan 469 orang meninggal dunia dan 108.000 orang mengungsi. Rentang konfliknya pun mencapai 10 hari. Konflik kerusuhan di Jakarta yang terjadi pada 13-15 Mei 1998 juga tidak kalah hebatnya. Konflik ini menelan korban 1.217 orang meninggal dunia, 85 orang diperkosa, dan 70.000 pengungsi. Meski hanya berlangsung tiga hari, kerugian materi yang ditimbulkan mencapai sekitar Rp 2,5 triliun.

Konflik Ahmadiyah di Transito Mataram telah menyebabkan 9 orang meninggal dunia, 8 orang luka-luka, 9 orang gangguan jiwa, 379 terusir, 9 orang dipaksa cerai, 3 orang keguguran, 61 orang putus sekolah, 45 orang dipersulit KTP, dan 322 orang dipaksa keluar Ahmadiyah. Meski tidak menimbulkan korban jiwa yang besar, konflik ini mendapat sorotan media cukup kuat dan rentang peristiwa pascakonflik selama 8 tahun yang tak jelas bagi nasib para pengungsi.

Konflik kekerasan yang terjadi di Lampung Selatan telah menimbulkan korban 14 orang meninggal dunia dan 1.700 pengungsi. “Secara keseluruhan, negara terlihat mengabaikan konflik-konflik yang sudah terjadi pelanggaran HAM berat. Dalam beberapa kasus bahkan tidak ada pelaku atau otak pelaku kekerasan yang diusut.

contoh teknologi bagi ilmu sastra :

Di zaman modern ini, teknologi surah semakin canggih. Semua orang bisa mengakses apapun yang mereka inginkan. Perkembangan teknologi sangat dibutuhkan dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu contohnya dibidang sastra.
Perkembangan teknologi didunia sastra bisa sebagai sarana untuk mempromosikan, mempublikasikan, memberikan informasi hasil karya seseorang, sehinggua dapat dilihat dan dihargai. Bagi mereka yang tak sempat membeli buku, mereka bisa membaca secara online dengan mengunjungi website penulis dalam negeri atau luar negeri yang mereka inginkan sehingga dapat mengefesienkan waktu yang mereka miliki. Disamping itu, para pembaca pula bisa menuliskan komentar saran atau kritik terkait yang mereka telah baca, dan penulis tentunya akan mengetahui kekurangan atau kelebihan karya mereka sendiri.




nama : ika ambarsari
kelas : 2sa10
Npm : 15614124


Senin, 23 November 2015

Kesenjangan Sosial

      Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidak seimbangan sosial yang ada di masyarakat, yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok.
      Kesenjangan sosial terjadi karena beberapa faktor. Dari segi ekonomi, Kemiskinan menjadi salah satu faktor yang mendominasi terjadinya kesenjangan sosial. Banyak orang menganggap bahwa kemiskinan merupakan suratan takdir, padahal sebagian kecil penyebab kemiskinan adalah hasil dari sifat malas, tidak kreatif dan etos kerja yang rendah. Lain lagi jika kita melihat dari segi sosial. Perbedaan status sosial dapat menjadi alasan mengapa kesenjangan sosial itu terjadi. Status sosial muncul karena adanya pengelompokkan strata atau kedudukan. Hal itu dapat kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari misalnya kedudukan antara si kaya dan si miskin, si pintar dan si bodoh, majikan dan pembantu, bos dan karyawan, kuli dan mandor, dsb.
        Nah, jika dari segi politik, masih banyak aparat pemerintah dan penegak hukum yang enggan mendengarkan suara rakyat kecil. Salah satu contohnya adalah diskriminasi tahanan kasus pidana antara orang kaya dan orang miskin. Orang kaya yang terlibat kasus korupsi mendapatkan masa tahanan yang relatif sebentar dibanding masa tahanan kasus2 lain. Fasilitas yang diterima juga terbilang mewah dan bebas keluar masuk rumah tahanan sesuka yang dia mau. Sementara seorang miskin yang terlibat kasus kasus pidana kecil seperti mencuri sendal di masjid atau dua biji kakao di kebun tetangga dijerat dengan masa tahanan yang lama dan ruang tahanan yang seharusnya.
         Kesenjangan sosial semakin hari semakin memprihatinkan, khususnya di lingkungan perkotaan. Bahkan ada yang bilang yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Tentu saja hal ini membawa banyak dampak negatif kepada masyarakat kita, sebagian kecil contohnya adalah melemahnya wirausaha. Kesenjangan sosial menjadi penghancur minat ingin memulai usaha, penghancur keinginan untuk terus mempertahankan usaha, bahkan penghancur semangat untuk mengembangkan usaha untuk lebih maju. Hal ini terjadi karena seorang wirausaha selalu di anggap remeh dalam masyarakat.
         Dampak lain yaitu bisa terjadinya kriminalitas. Banyak rakyat miskin yang terpaksa menghalalkan segala cara untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup, hal itu disebabkan karena kondisi sosial ekonomi yang bermasalah. Oleh sebab itu masyarakat terdorong untuk melakukan berbagai macam tindakan kriminal seperti mencuri, merampok, berjudi, penodongan, penjambretan, dll.

         Kesenjangan sosial meyebabkan seseorang yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. Seseorang yang mempunyai kekuatan sosial dan ekonomi yang besar akan berupaya untuk bisa lebih menguasai sesuatu dengan cara melebarkan sayap kekuasaan mereka. Hal tersebut membuat rakyat miskin semakin tertindas karena mereka tidak mempunyai kemampuan apapun untuk melawan. Sebagai contoh : maraknya pembangunan mal-mal dikota besar, pembangunan swalayan dikota-kota kecil sedikit - demi sedikit akan mematikan omset pedagang di pasar tradisional.
         Dari cerita diatas, jelaslah bahwa kesenjangan sosial itu terjadi karena diri kita sendiri. Padahal kita sering mengeluhkan penyamaratakan dan tidak membedakan status sosial. Oleh karena itu mulailah dari diri kita dan dari sekarang, kita hilangkan perilaku buruk tersebut agar masalah kesenjangan sosial dapat kita atasi bahkan kita hilangkan. Agar nantinya kesenjangan sosial  tidak ada lagi di Indonesia.
          Dan bagaimana mengatasi kesenjangan tersebut ? itu dari kita sendiri yang jangan pernah membedakan si kaya, si miskin, si kuli, dan si mandor. Coba berbaur kesemua kalangan daan jangan oernah menyinggung atau membuat sebuah komunitas yang bisa membuat ada perantaran di sekitaar kita. 


Sumber :
Rafifah-oktarinda, kamis 17 oktober 2013

Nama : Ika Ambarsari
Kelas : 2SA10
Npm : 15614124