ILMU SOSIAL
DASAR
A.
Pertumbuhan Individu
1. Pengertian
Individu
Individu
berasal dari kata yunani yaitu “individium” yang artinya “tidak terbagi”. Dalam
ilmu sosial paham individu, menyangkut tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang
majemuk, yang memegang peranan dalam
pergaulan hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu
sebagai manusia perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat
disimpulkan bahwa individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau
spesifik dalam kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu
aspek organik jasmaniah, aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek
aspek tersebut saling berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak
aspek lainnya.
Individu
mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup
menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan
dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam
berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa
adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan
dimana individu tersebut berusaha menempatkan perilaku pada dirinya sesuai
dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di Indonesia
individunya menjunjung tinggi perilaku sopan santun dan beretika dalam
bersosialisasi.
Individu
dalam bertingkah laku menurut pola pibadi ada tiga kemungkinan : menyimpan dari
norma kolektif kehilangan individualitas atau pahlawan atau pengacau. Mencari
titik optimum antara dua pola tingkah laku (sebagai individu dan sebagai
anggota masyarakat ) dalam situasi yang senantiasa memberi konotasi “matang”
atau “dewasa” dalam konteks sosial sebelum “baik” atau “tidak baik” pegaruh
individu terhadap masyarakat adalah relatif.
2. Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan dapat diartikan
sebagai perubahan kuantitatif pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya
pengaruh lingkungan. Perubahan kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau
pertambahan dari tidak ada menjadi tidak ada, dari kecil menjadi besar dari
sedikit menjadi banyak, dari sempit menjadi luas, dan lain-lain.
Pertumbuhan adalah suatu proses bertambahnya
jumlah sel tubuh suatu organisme yang disertai dengan pertambahan ukuran,
berat, serta tinggi yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali pada
keadaan semula). Pertumbuhan lebih bersifat kuantitatif, dimana suatu organisme
yang dulunya kecil menjadi lebih besar seiring dengan pertambahan waktu.
Perkembangan
adalah suatu proses differensiasi, organogenesis dan diakhiri dengan
terbentuknya individu baru yang lebih lengkap dan dewasa. Perkembangan lebih
bersifat kualitatif, dimana suatu organism yang sebelumnya masih belum matang
dalam sistem reproduksinya (dewasa), menjadi lebih dewasa dan matang dalam
sistem reproduksinya sehingga dapat melakukan perkembangbiakan.
3. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Pertumbuhan

Semua manusia normal dan sehat
pasti memiliki anggota tubuh yang utuh seperti kepala, tangan, kaki, dan
lainya. Hal ini dapat menjelaskan bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian
dan perilaku. Namun ada warisan biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap
individu tidak semua ada yang memiliki karakteristik fisik yang sama.

Pendirian ini berlawanan dengan
pendapat nativistik. Para ahli berpendapat bahwa pertumbuhan individu
semata-mata tergantungpada lingkungan sedangkan dasar tidak berperan sama
sekali.
Setiap lingkungan fisik yang baik
akan membawa kebaikan pula pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan
antar individu bisa berjalan dengan baik dan menimbulkan kepribadian setiap
individu yang baik juga. Namun jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak
adanya hubungan baik dengan individu yang lain, maka akan tercipta suatu
keadaan yang tidak baik pula.

Kebanyakan para ahli mengikuti
pendirian konvergensi dengan modifikasi seperluya. Suatu modifikasi yang
terkenal yang sering dianggap sebagai perkembangan lebih jauh konsepsi
konvergensiialah konsepsi interaksionisme yang berpandangan dinamis yang
menyatakan bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan
pertumbuhan individu. Nampak lain dengan konsepsi konvergensi yang berpandangan
oleh dasar (bakat) dan lingkungan.
B.
Fungsi Keluarga
1. Pengertian
Fungsi Keluarga
Keluarga adalah lembaga sosial dasar dari mana semua lembaga atau
pranata sosial lainnya berkembang. Di masyarakat mana pun di dunia, keluarga
merupakan kebutuhan manusia yang universal dan menjadi pusat terpenting dari
kegiatan dalam kehidupan individu.
Dalam kehidupan keluarga sering kita jumpai adanya
pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan suatu pekerjaan atau tugas yang harus
dilakukan itu biasa disebut fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu
pekerjaan-pekerjaan atau tugas-tugas yang harus dilaksanakan di dalam atau oleh
keluarga itu.
2. Macam-macam
Fungsi Keluarga
Pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh keluarga itu
dapat digolongkan/dirinci kedalam beberapa fungsi, yaitu :
-
Fungsi biologis
-
Fungsi pemeliharaan
-
Fungsi ekonomi
-
Fungsi keagamaan
-
Fungsi sosial
·
Fungsi Biologis
Fungsi ini diharapkan agar keluarga dapat menyelenggarakan
persiapan-persiapan perkawinan bagi anak-anaknya. Karena dengan perkawinan akan
terjadi proses kelangsungan keturunan. Dan setiap manusia pada hakikatnya
terdapat semacam tuntutan biologis bagi kelangsungan hidup keturunannya melalui
perkawinan.
Dan dengan persiapan yang cukup matang ini dapat mewujudkan suatu
bentuk kehidupan rumah tangga yang baik da harmonis. Kebaikan rumah tangga ini
dapat membawa pengaruh yang baik pula
bag kehidupan bermasyarakat.
·
Fungsi Pemeliharaan
Keluarga diwajibkan berusaha
agar setiap anggota keluarga dapat terlindungi dari ganguan-ganguan sebagai
berikut :
-
Ganguan udara yang tidak bagus untuk dihirup dan berusaha
menyediakan rumah yang nyaman di tempati
-
Ganguan penyakit yang berbahaya berusaha menyediakan
obat-obatan
-
Ganguan bahaya berusaha menyediakan senjata dan lain-lain.
Jika dalam
keluarga fungsi ini telah dijalankan dengan baik tentu akan membantu
terpeliharanya keamaan dalam masyarakat pula sehingga akan terwujud satu
masyarakat yang elepas/terhindar dari segala gangguan dan para bahaya.
·
Fungsi Ekonomi
Urusan-urusan pokok untuk mendapatkan suatu kehidupan
dilaksanakan keluarga sebagai unit-unit produksi yang seringkali dengan
mengadakan pembagian kerja di antara anggota-anggotanya. Jadi, keluarga
bertindak sebagai unit yang terkoordinir dalam produksi ekonomi. Ini dapat
menimbulkan adanya industri-industri rumah dimana semua anggota keluarga
terlibat di dalam kegiatan pekerjaan atau mata pencaharian yang sama.
Dengan adanya fungsi ekonomi maka hubungan di antara
anggota keluarga bukan hanya sekadar hubungan yang dilandasi kepentingan untuk
melanjutkan keturunan, akan tetapi juga memandang keluarga sebagai sistem
hubungan kerja. Suami tidak hanya sebagai kepala rumah tangga, tetapi juga
sebagai kepala dalam bekerja. Jadi, hubungan suami-istri dan anak-anak dapat
dipandang sebagai teman sekerja yang sedikit, banyak juga dipengaruhi oleh
kepentingan-kepentingan dalam kerja sama. Fungsi ini jarang sekali terlihat
pada keluarga di kota dan bahkan fungsi ini dapat dikatakan berkurang atau
hilang sama sekali.
·
Fungsi Keagamaan
Di negara indonesia yang berideologi pancasila ini berkewajiban
pada setiap warganya (rakyat) untuk menghayati, mendalami dan mengamalkan
pacasila di dalam perilaku dn kehidupan kelarganya sehingga benar-benar dapat
diamalkan p4 ini dalam kehidupan keluarga yang pancasila.
Dengan dasar pedoman ini keluarga diwajibkan untuk menjalani dan
mendalami dan mengenalakn ajaran-ajaran agama dalam pelakaunnya sebagai manusia
yang taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
·
Fungsi Sosial
Fungsi ini untuk mendidik anak
mulai dari awal sampai pertumbuhan anak hingga terbentuk personalitynya.
Anak-anak lahir tanpa bekal sosial, agar si anak dapat berpartisipasi maka
harus disosialisasi oleh orang tuanya tentang nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat. Jadi, dengan kata lain, anak-anak harus belajar norma-norma
mengenai apa yang senyatanya baik dan tidak layak dalam masyarakat. Berdasarkan
hal ini, maka anak-anak harus memperoleh standar tentang nilai-nilai apa yang
diperbolehkan dan tidak, apa yang baik, yang indah, yang patut, dsb. Mereka
harus dapat berkomunikasi dengan anggota masyarakat lainnya dengan menguasai
sarana-sarananya.
C.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU, KELUARGA DAN
MASYARAKAT
1. Makna
Individu
Individu
merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dalam ilmu sosial, individu
berarti juga bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah
lagi menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri
dari ayah, ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial
tersebut, yang sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih
kecil.Pada dasarnya, setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu
yang saling bergabung akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu
tersebut akan memiliki karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya
bergabung.
2. Makna
Keluarga
Keluarga
dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang
individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya
dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai
korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses
pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan
sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu
mengendalikan diri dan melakukan hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat
yang cukup majemuk
3. Makna Masyarakat
Masyarakat
adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk
kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama.
Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu
sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat
adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu
yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks
budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan
bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala-gejalanya. Karena di sini
akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk
sosial sebagai perwujudan anggota kelompok
atau anggota masyarakat.
v Hubungan
Antara Individu, Keluarga, dan Masyarakat
Aspek individu, keluarga,
masyarakat adalah aspek-aspek sosial yang tidak bisa dipisahkan. Yakni, tidak
akan pernah ada keluarga dan masyarakat apabila tidak ada individu. Sementara
di pihak lain untuk mengembangkan eksistensinya sebagai manusia, maka individu
membutuhkan keluarga dan masyarakat, yaitu media di mana individu dapat
mengekspresikan aspek sosialnya serta menumbuhkembangkan perilakunya. Karena
tak dapat dipungkiri bahwa perilaku sosial suatu individu tersebut bergantung
dari keluarga dan masyarakat disekitarnya. Keluarga sebagai lingkungan pertama
seorang individu memiliki peran paling besar dalam pembentukan sikap suatu
individu, sedang masyarakat merupakan media sosialisasi seorang individu dalam
menyampaikan ekspresinya secara lebih luas. Sehingga dapat menjadi suatu tolak
ukur apakah sikapnya benar atau salah dalam suatu masyarakat tersebut.
sumber :
Abu Ahmadi, Drs, ILMU SOSIAL DASAR, Rineka cipta, juli 1991.
H. Hartomo, Drs dab Arnicum Azis, Dra, MKDU ISD, Bumi Aksara, Desember, 1990.
Nama : Ika Ambarsari
Kelas : 2SA10
NPM : 15614124
Tidak ada komentar:
Posting Komentar